Panggilan yang Mengingatkan
Oleh : Ari Sus
Anak ke-limaku Aqsha, belum genap 2 tahun usianya. Tepatnya baru 21 bulan. Dia terbilang agak lambat bicaranya dari keempat kakaknya. Keempat anakku yang lain mulai dapat berbicara dari usia 1 tahun dan mampu melafalkan huruf vokal selain “a” kurang lebih pada usia satu setengah tahun atau sebelumnya.
Sampai dengan saat ini AQsha baru dapat melafalkan vokal huruf “a”. Meskipun dia sangat aktif dan cerewet. Kecerewetannya selalu mengundang tawa kami sekeluarga. Sudah bisa terlihat dia anak yang cerdas dan percaya diri.
Keempat kakaknya semula memanggil abinya dengan kata “Abaaa”. Lalu tak lama mereka mampu memanggil abinya “Aabe” hingga kemudian menjadi jelas menyebut kata “Abi”.
Namun berbeda dengan Aksa, dari awal bisa memanggil Abinya, dia langsung memanggil “Baba”. Berulang kali kami ajari untuk melafalkan kata “Abi” namun tetap saja dia menirukan dengan kata “Baba”.
Hal ini terasa menarik dan unik bagi kami. Karena suamiku yang asli Bekasi dari suku Betawi, menjadi seperti kembali pada masa kecilnya. Dalam keluarga suami, semua memanggil ayahnya dengan sebutan “Baba”.
Tentu saja panggilan sayang dari anak kelima kami menjadi pengingat untuk selalu ingat kepada orang tua terutama “Baba”. Dengan mengingat beliau kamipun selalu ingat akan kasih sayangnya pengorbanannya terhadap keluarganya. Dengan mengingat beliau kami selalu mendoakannya. Bukan hanya setelah salat tetapi juga ketika anak kelima kami memanggil Abi dengan kata Baba.