Pahlawan Lingkungan
Oleh: Ari Sus
Siang itu, seperti biasa aku berjalan mencari rongsokan dan sampah plastik di depan sebuah pertokoan dekat dengan tempat tinggalku. Ku langkahkan kakiku dengan semangat. Seolah lupa omelan emak tadi pagi. Uang emak hilang lagi. Entah siapa yang mengambilnya. Yang jelas bukan aku apalagi adikku. Uang emak sering hilang diambil baba untuk judi. Sehingga tak ada sarapan pagi ini. Dan juga tak ada jatah uang saku untuk kami. Akhirnya aku memilih untuk tidak berangkat ke sekolah hari ini. Buatku sekolah tidak terlalu penting. Yang penting bagaimana perutku bisa kenyang hari ini.
Tiba-tiba aku melihat ada segerombolan anak sekolah lewat. Ternyata Mereka adalah teman sekelasku.
"Hai, Dim... Ngapain lu!!" Sapa Anto teman sebangku ku.
"Eh iya, aku ....!" Sambil tergagap dan terkejut aku merespon sapaannya.
Aku lupa memakai masker dari rumah. Dan mereka memergoki aku tengah memulung.
"Waduh kacau!" Gumamku dalam hati.
"Ehh kagak salah gue liat lu lagi mulung ya, hahahaha!!" Seloroh Dafa, temenku yang lainnya.
Aku merasa ingin lari saja dari hadapan mereka. Akan tetapi sudah terlanjur basah mereka tahu. Aku beranikan menjawab dengan lantang.
"Yeyyy biarin guwa mulung, yang penting kan halal." Jawabku dengan berusaha percaya diri.
"Guwa lagi praktek jadi pahlawan Lingkungan!" Kataku sambil berkacak pinggang.
"Hahahaha...!!! Mereka semua tertawa dan merangkul pundakku.
Kalau saja aku terlihat gugup dan sedih, justru mungkin mereka akan semakin suka meledekku. Namun supaya mereka tidak melihat aku lemah sehingga dengan seenaknya mereka akan membuliku seperti biasanya.
Aku sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh mereka. Dan itu bagiku untuk ujian ketebalan mentalku.
"Ayo jangan kalah sama bully!"
Tambun Selatan, 11 Mei 2024