Dalam menulis buku hingga penerbitan buku ada beberapa proses yang harus dilalui. Termasuk memahami sistematika penyusunan buku. Dari pembuatan cover hingga halaman synopsis.
Penasaran dong dengan cara penulisan buku secara sistematis, malam ini siap tayang di KBMN 28. KBMN gelombang 28 yang saya hormati, kita telah memasuki putaran ke 15. Tersisa 15 pertemuan selanjutnya.
Artinya, gerbang buku solo karya para pegiat KBMN sudah menanti.
"Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya."(Stephen King)
"Jika ditanya, 'Bagaimana kamu menulis? Saya akan menjawab, satu demi satu kata.' (Stefen King)
Tulis dan rangkai lah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk suatu kisah panjang yang disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan yakinlah karyamu akan berhasil.
Untuk mendukung karya tulis kita, agar tercipta karya sebuah buku mari kita simak bersama materi kita malam ini.
"Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis"
Kita akan memasuki gerbang kelulusan KBMN "menerbitkan buku". Dan insya Allah kedepan kita pantas menyandang predikat seorang penulis.
Maka materi kali ini sangat pas dan sangat penting.
Moderator pada malam hari ini adalah ibu Arofiah Afifi yang lebih dikenal dengan Bu Ovi.
Malam yang penuh berkah, semangat dan kecerian. Jumat malam.
Selama kurang lebih 2 jam kedepan. Narasumber keren akan menabur ilmunya pada kelas istimewa ini. Sebelum kelas dimulai
Seperti biasa kelas dibagi 4 Sesi.
Sesi pembukaan dari moderator
Sesi paparan materi
Sesi tanya jawab
Dan terakhir sesi penutup.
Nyeri pada malam hari ini sangat berkaitan bagi kita yang akan menulis buku dan menerbitkannya. Sebelum membahas tentang langkah menyusun buku.
Apa sih pentingnya kita menulis buku ?
Nah saya merangkum sedikit manfaat menulis buku:
1. Salah satu sarana untuk memberikan apresiasi pada diri sendiri atas hasil karya yang telah selesai dibuat. Artinya kita pantas menghargai diri kita sendiri.
2. Sebagai personal branding, sehingga memberi motivasi diri untuk lebih berkarya. Juga memberi manfaat kepada orang banyak.
3. Sebagai bukti sejarah bawa kita pernah hidup di dunia ini. Menurut saya langkah langsung untuk menulis adalah sebagai bukti kita pernah ada, dan merupakan eksistensi diri atau memprasastikan diri kita melalui tulisan.
Dengan tujuan kita di atas diharapkan kita akan lebih termotivasi. Sehingga kita akan semakin sungguh-sungguh dengan membuat dan menyusun buku secara sistematis.
Profil narasumber kita malam ini adalah sebagai berikut; Beliau adalah seorang eorang penulis terkenal sistematis dan hebat, yaitu Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd.
Adalah sebagai penulis dan editor profesional, dengan menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku Non Fiksi. Narasumber kita ini lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Beliau menyelesaikan jenjang S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Dan profesi beliau adalah guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015.
Selain itu, beliau juga pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia.
Prestasi yang pernah diraihnya adalah:
1. Guru berprestasi jenjang SMA Kabupaten Tana Toraja tahun 2016.
2. Pemenang ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
3. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu pada ajang Gurulympics PGRI tahun 2020.
Untuk mengetahui profil lengkap beliau dengan lebih jelasnya silahkan kunjungi: https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html
Berikut adalah paparan materi dari narasumber KBMN PGRI ke 15:
Luar biasa kita bertemu di grup KBMN PGRI 28 ini dalam rangka menjalankan komunikasi online kita lewat media sosial untuk menuntaskan satu program yang mulia, *Menulis dan Menerbitkan Buku*
Tak lupa beliau mengucapkan terima kasih kepada founder kegiatan ini bapak *Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.*
Menurut beliau, malam ini adalah malam yang membahagiakan oleh karena cuaca di Makale, Tana Toraja sangat cerah, angin bertiup sepoi-sepoi menghempas tubuh yang sementara menjalankan aktifitas malam ini.
Sambil berbagi dengan para peserta KBMN semua, pada waktu yang sama beliau sedang mendampingi rekan-rekan guru di sekolahnya dalam rangka pengisian e-kinerja dan upload berkas.
Beliau berharap semoga kegiatan kita dilancarkan malam ini.
Menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Sama seperti beliau dulu, bahwa beliau masih bingung mau melakukan apa saat itu. Ternyata, lanjut beliau kemudian, menulis adalah sesuatu yang membuat ketagihan layaknya kripik singkong yang diberikan Omjay kepada beliau tempo hari. Jika senantiasa dikunyah akan selalu dirindukan pula. Demikian halnya dengan menulis. Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay yang sudah familiar bagi kita.
Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, beliau juga kembali menulis di blog Kompasiana.
Kembali ke pengalaman tahun 2020. Buku pertama yang beliau terbitkan adalah buku solo berjudul *Guru Menulis Guru Berkarya* Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WA. Beberapa pertemuan di grup belajar menulis, akhirnya ketemulah saya dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan beliau tentang menulis. Menurut nya beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu. Dan hasil dari tantangan menulis satu minggu itu adalah buku ini. Bukunya bisa diperoleh di berbagai toko online. Judulnya *Digital Transformation*
Lalu bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Semua buku yang beliau tulis, penyusunan dan pengeditannya beliau pelajari secara otodidak.
Beliau menggunakan versi gratis tanpa aplikasi tambahan yang ada pada Ms Word. Nah, terkait dengan tema malam ini *Menulis Buku Secara Sistematis* pengalaman itu yang akan beliau bagikan.
Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Dan saya meyakini teman-teman guru hebat yang ada di grup ini sudah pernah menggunakan aplikasi tersebut. Ala bisa karena biasa, beliau lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word. Bagi yang penasaran, ini dia tutorial sederhana saya tentang cara membuat tulisan naskah buku sistematis.
https://youtu.be/eePQwyHAcjw https://youtu.be/mS8bfNZT-rA
https://youtu.be/jXPr59aWJSc
Sekarang silahkan tengok naskah tulisan teman-teman semua. Coba mulai praktekkan membuat settingan Judul, Bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.
*#Jika* masih ragu-ragu, maka *COBAlah*. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada per *COBA* an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.
Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka *LAKUKAN* dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.
*#Ketika Menulis* harus menjadi sebuah budaya. Maka, *BUDAYAKAN!* bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.
*#KONSISTEN* adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.
Dan disimpulkan *CLBK* 😁
Demikianlah pemaparan pengalaman beliau dalam menulis. Selamat mencoba dan selamat menyongsong terbitnya buku perdana bagi para peserta KBMN PGRI angkatan ke 28.
Selanjutnya adalah sesi tanya jawab, salah seorang peserta bernama Noormasri Karyawan dari Jambi bertanya jika seandainya kita membuat sistematika buku dengan kreasi sendiri tanpa kaidah. Apakah boleh?
Apakah boleh saya membuat buku tanpa menambahkan kutipan/refensi, dan isinya adalah hasil pemikiran sendiri.
Pak Yulius selaku narasumber kemudian menjawab sebagai berikut,
1. Sangat boleh...itu keunikan sendiri.
2. Kenapa tidak. Jika idenya beragam dan tidak terkait satu sama lain, jadikan naskahnya tulisan Bunga Rampai.... Ayo coba dan lanjutkan.P
Kemudian narasumber memberikan closing statement sebagai berikut, kata beliau yakinlah, dengan kemampuan teman-teman semua. Pantang mundur dari program ini. Menulislah, tuliskan apa saja dan terbitkan bukumu. Jadilah bagian dari peradaban. Boleh miskin harta dan jabatan, tapi bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah lewat program menulis ini. Sekian dari saya. *BONGI MELO LAKO KITA SOLA NASANG* (Selamat malam buat kita semua).
Semoga harapan kita menjadi penulis akan segera terwujud dengan menerbitkan buku tunggal.
Tambun Selatan, 10 Februari 2023